Pagar Nusa Jombang Ingin Gita Belajar dan Teladani Gus Dur

Selasa, 19 November 2013 08:23

Pagar Nusa Ingin Gita Belajar dari Teladan Gus Dur
Pagar Nusa Jombang, Gus Dimas Cokro Pamungkas . www.ayogitabisa.com
AyoGitaBisa.com - Pengurus Pagar Nusa Jombang, Gus Dimas Cokro Pamungkas mengaku menyambut positif niat Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan yang ingin berziarah ke makam Gus Dur di Tebu Ireng, Jombang. Bahkan, kalau ada kesempatan ia ingin menyambut dan menyertainya dalam ziarah tersebut.

Niat Gita Wirjawan tersebut menurut Gus Dimas, bisa jadi pertanda bahwa Gita Wirjawan dan Gus Dur mempunyai pandangan yang tak jauh beda mengenai bagaimana membangun negeri ini. Bisa pula maknanya, Gita Wirjawan ingin belajar lebih jauh mengenai ajaran Gus Dur dan mengenal lingkungan pondok pesantren di Tebu Ireng yang dikenal dengan pluralismenya.

Pak Gita Wirjawan secara sepintas yang saya lihat melalui televisi dan komentar-komentar di media massa merupakan sosok yang simpatik. Tidak mengebu-gebu dan kelihatan orangnya sangat hati-hati dalam melakukan sesuatu, ucap Gus Dimas.

Mudah-mudahan, kehati-hatiannya ini bukan sifatnya penakut, namun lebih disebabkan oleh berbagai pertimbangan. Menurut Gus Dimas, Jombang adalah kota yang sangat menjujung tinggi dalam perbedaan. Orang-orang berbeda agama, bisa hidup rukun dan saling berdampingan di daerah Kecamatan Mojowarno, yang terkenal dengan sebuah bangunan gereja tua peninggalan Belandanya.

Di kota ini pula, paling tidak ada beberapa aliran dalam Islam, yang mempunyai pondok pesantren dan Universitas cukup besar, namun belum pernah terjadi benturan yang mengkhawatirkan.

Jadi saat Gus Dur mengajarkan tentang pluralisme di Indonesia, di Jombang sendiri praktek seperti itu sudah dilakukan sejak dulu. Selain Gus Dur, tokoh-tokoh nasional terkenal yang sangat menjunjung tinggi perbedaan adalah Nurcholis Madjid (alm), Budayawan Emha Ainun Najib, dan tokoh pahlawan yang gigih berjuang dalam melawan penjajah KH Hashim Ashari, pendiri NU dan juga pesantren Tebu Ireng.

Menurut Gus Dimas, dirinya dan juga mungkin kalangan muda yang lain, tentu menginginkan pemimpin negeri ini dari kalangan muda. Tentu bukan sekedar muda, tapi pemimpin muda yang mempunyai kualitas. Karena itu, di waktu yang masih tersisa menjelang pemilu 2014, ia berharap kalangan muda itu bisa menampilkan diri biar lekas dikenal masyarakat luas. Semakin banyak kalangan muda yang tampil di panggung politik tentu semakin memperkaya pilihan masyarakat Indonesia.
[asa]