Pagar Nusa, mulai redup setelah Gus Maksum meninggal dunia

Reporter : Anwar Khumaini | Minggu, 25 Agustus 2013 14:02
49
Share Detail


Pagar Nusa, mulai redup setelah Gus Maksum meninggal dunia
Gus Maksum. ©facebook
Merdeka.com - Sebagai olah raga bela diri asli Indonesia, pencak silat tentunya sangat populer di kalangan masyarakat. Di Masyarakat pedesaan terutama, banyak dijumpai perguruan-perguruan silat yang memiliki karakter masing-masing.

Tak cuma menjamur di masyarakat, olah raga pencak silat juga dimiliki oleh organisasi massa, termasuk ormas terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) yang memiliki organisasi pencak silat bernama Pagar Nusa. Anggotanya kebanyakan adalah para santri yang sedang nyantri di pesantren, dan para siswa madrasah yang berada di lingkungan pesantren, atau pun masyarakat luas yang tinggal di sekitar pesantren.

Nama lengkap organisasi yang menaungi Pagar Nusa adalah Ikatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa atau disingkat IPSNU Pagar Nusa. Sedangkan Pagar Nusa sendiri merupakan akronim dari Pagar NU dan Bangsa.

IPSNU Pagar Nusa merupakan satu-satunya wadah yang sah bagi organisasi pancak silat di lingkungan Nahdlatul Ulama berdasarkan keputusan Muktamar NU. Organisasi ini berstatus sebagai lembaga otonom NU yang penyelenggaraan dan pertanggungjawabannya sama sebagaimana lembaga-lembaga NU lainnya.

Didirikan pada tanggal 3 Januari 1986 di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jatim, Pagar Nusa pertama kali diketuai oleh KH Maksum Jauhari, atau lebih dikenal dengan Gus Maksum. Dipilihnya Gus Maksum sebagai Ketua Umum Pagar Nusa ini atas kesepakatan para kiai.

Gus Maksum memang terkenal di dunia persilatan. Sebagai seorang kiai di Pesantren Lirboyo, Kediri, Gus Maksum berperilaku nyeleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren. Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong, jengot dan kumis lebat, kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak.

Semasa hidup, Gus Maksum tidak pernah makan nasi alias ngerowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara binatang yang tidak umum.

Sebagai jenderal utama 'pagar NU dan pagar bangsa' (Pagar Nusa) Gus Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama. Namun dirinya tidak pernah mau menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif.

Gus Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan keberanian yang luar biasa.

Saat ini, cucu pendiri Nahdatul Ulama (NU) KH Hasyim Asary, Aizzudin Abdurrahman, terpilih sebagai Ketua Umum Pagar Nusa periode 2012-2017 dalam kongres di Pondok Pesantren Sunan Drajat, Paciran, Lamongan, Jawa Timur, Rabu (11/7/2012).

Pagar Nusa mengalami masa kejayaan pada tahun 90-an. Saat ramai-ramai terjadi isu santet di Jawa Timur, dan akhirnya menjadi isu nasional jelang reformasi 98 silam, banyak orang yang belajar silat dan ilmu-ilmu kekebalan di Pagar Nusa. Orang-orang banyak yang ingin menjaga diri dengan ilmu kanuragan, untuk jaga-jaga menghadapi situasi keamanan nasional yang saat itu tidak stabil lantaran ramainya isu santet.

Setelah ditinggal mati oleh Gus Maksum, Pagar Nusa tidak semoncer seperti pada masa-masa awal terbentuknya. Terutama saat kondisi keamanan nasional semakin membaik. Namun demikian bukan berarti Pagar Nusa tidak berkembang. Sebagai organisasi di bawah NU, Pagar Nusa masih menjalankan agenda-agenda organisasi, dan menjadi garda depan Nahdlatul Ulama dalam kegiatan-kegiatan yang membutuhkan pengamanan.
[ded]