Rabu, 26 Maret 2014 15:39:25
Reporter : Yusuf Wibisono
Jombang (beritajatim.com) - Untuk bisa menjadi wakil rakyat, banyak cara yang ditempuh oleh para caleg (calon legislatif) menghadapi pemilu 9 April 2014. Mereka bukan hanya rajin bertatap muka dengan pemilih. Bukan pula hanya memajang baliho di sejumlah titik strategis. Tidak jarang, para calon wakil rakyat tersebut juga mendatangi 'orang pintar'.
Nah, salah satu 'orang pintar' yang mengaku kerap didatangi caleg untuk meminta amalan adalah Dimas Cokro Pamungkas atau Gus Dimas, seorang kiai muda ini merupakan Ketua Pencak Silat NU Pagar Nusa Peguron Sapujagad Jombang. Dalam menangani pasiennya, Gus Dimas menggunakan cara-cara islami. Mulai amalan salat hajat, tahajjud, wirid, istighasah, serta membaca manaqib.
"Saat ini ada tiga caleg dalam bimbingan saya. Mereka tidak hanya datang meminta amalan, tapi juga minta masukan dan penilaian dalam tiap langkah untuk memenangkan pertarungan pemilu," kata Gus Dimas tanpa mau menyebut nama caleg dan asal partainya karena alasan privasi, Rabu (26/3/2014).
Pimpinan peguron Sapu Jagad ini hanya mengatakan bahwa caleg tersebut berasal dari Bengkulu, Lampung, serta Madiun. Agar bisa menduduki kursi dewan, para calon wakil rakyat itu diminta melakukan ritual khusus.
"Mereka kita ajak memantabkan dan meluruskan niat. Karena baik atau buruknya segala sesuatu itu berdasarkan niat. Selalu ingat Allah, doa pun harus yang sesuai dengan ajaran Islam," kata bapak dua anak ini.
Ritualnya seperti apa? Gus Dimas mengungkapkan, dia tidak menyuruh caleg dalam bimbingannya itu melakukan ritual aneh dan menyimpang. Karena dia khawatir, caleg tersebut akan tersesat. Bahkan bisa jadi, lanjut Gus Dimas, ketika terpilih akan menjadi wakil rakyat yang tidak barokah.
Makanya dalam memberikan bimbingan itu, Gus Dimas hanya meminta caleg tersebut banyak membaca istighfar, doa selamat, salat hajat, tahajjud, wirid, istighosah, serta membaca manaqib. "Sekali lagi, kita menggunakan cara-cara islami. Tidak menggunakan ritual aneh dan menyimpang," katanya menegaskan.
Selain itu, para caleg tersebut juga diajak berziarah ke makam sejumlah kiai di Jombang yang notabene pendiri NU (Nahdlatul Ulama). "Mereka juga kita ajak silaturahmi sekaligus meminta doa restu ke kiai dan ulama di Jombang," katanya menambahkan.
Dengan metode islami tersebut, Warga Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo ini optimis caleg yang ia tangani mampu memenangkan pertarungan pemilu. Hal itu sudah terbukti pada pemilu sebelumnya. Yakni seorang caleg dari Jakarta mampu merebut kursi di legislatif.
"Alhamdulillah dulu ada caleg dari Jakarta yang sukses mendapatkan kursi. Karena benar-benar menggunakan cara islami, saat menjabat sebagai anggota dewan juga amanah. Tidak sampai melakukan perbuatan yang melukai rakyat," pungkas Ketua Majlis Dzikir Qurrota A'yun Jombang, ini. [suf/kun]
(Sumber: beritajatim.com)
Reporter : Yusuf Wibisono
Jombang (beritajatim.com) - Untuk bisa menjadi wakil rakyat, banyak cara yang ditempuh oleh para caleg (calon legislatif) menghadapi pemilu 9 April 2014. Mereka bukan hanya rajin bertatap muka dengan pemilih. Bukan pula hanya memajang baliho di sejumlah titik strategis. Tidak jarang, para calon wakil rakyat tersebut juga mendatangi 'orang pintar'.
Nah, salah satu 'orang pintar' yang mengaku kerap didatangi caleg untuk meminta amalan adalah Dimas Cokro Pamungkas atau Gus Dimas, seorang kiai muda ini merupakan Ketua Pencak Silat NU Pagar Nusa Peguron Sapujagad Jombang. Dalam menangani pasiennya, Gus Dimas menggunakan cara-cara islami. Mulai amalan salat hajat, tahajjud, wirid, istighasah, serta membaca manaqib.
"Saat ini ada tiga caleg dalam bimbingan saya. Mereka tidak hanya datang meminta amalan, tapi juga minta masukan dan penilaian dalam tiap langkah untuk memenangkan pertarungan pemilu," kata Gus Dimas tanpa mau menyebut nama caleg dan asal partainya karena alasan privasi, Rabu (26/3/2014).
Pimpinan peguron Sapu Jagad ini hanya mengatakan bahwa caleg tersebut berasal dari Bengkulu, Lampung, serta Madiun. Agar bisa menduduki kursi dewan, para calon wakil rakyat itu diminta melakukan ritual khusus.
"Mereka kita ajak memantabkan dan meluruskan niat. Karena baik atau buruknya segala sesuatu itu berdasarkan niat. Selalu ingat Allah, doa pun harus yang sesuai dengan ajaran Islam," kata bapak dua anak ini.
Ritualnya seperti apa? Gus Dimas mengungkapkan, dia tidak menyuruh caleg dalam bimbingannya itu melakukan ritual aneh dan menyimpang. Karena dia khawatir, caleg tersebut akan tersesat. Bahkan bisa jadi, lanjut Gus Dimas, ketika terpilih akan menjadi wakil rakyat yang tidak barokah.
Makanya dalam memberikan bimbingan itu, Gus Dimas hanya meminta caleg tersebut banyak membaca istighfar, doa selamat, salat hajat, tahajjud, wirid, istighosah, serta membaca manaqib. "Sekali lagi, kita menggunakan cara-cara islami. Tidak menggunakan ritual aneh dan menyimpang," katanya menegaskan.
Selain itu, para caleg tersebut juga diajak berziarah ke makam sejumlah kiai di Jombang yang notabene pendiri NU (Nahdlatul Ulama). "Mereka juga kita ajak silaturahmi sekaligus meminta doa restu ke kiai dan ulama di Jombang," katanya menambahkan.
Dengan metode islami tersebut, Warga Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo ini optimis caleg yang ia tangani mampu memenangkan pertarungan pemilu. Hal itu sudah terbukti pada pemilu sebelumnya. Yakni seorang caleg dari Jakarta mampu merebut kursi di legislatif.
"Alhamdulillah dulu ada caleg dari Jakarta yang sukses mendapatkan kursi. Karena benar-benar menggunakan cara islami, saat menjabat sebagai anggota dewan juga amanah. Tidak sampai melakukan perbuatan yang melukai rakyat," pungkas Ketua Majlis Dzikir Qurrota A'yun Jombang, ini. [suf/kun]
(Sumber: beritajatim.com)