Misteri Keraton Majapahit yang Belum Ditemukan



Misteri Keraton Majapahit yang Belum Ditemukan
Nur Azizah, Dody Handoko
Senin, 27 Juli 2015, 06:33 WIB



VIVA.co.id - Arkeolog dan sejarawan meyakini letak kerajaan Majapahit di daerah Trowulan dan sekitarnya. Sebab, di daerah ini banyak ditemukan artefak, prasasti, dan berbagai konstruksi bangunan, seperti candi-candi, makam, maupun gapura. Pemerintah telah pula menetapkan desa Trowulan sebagai situs cagar budaya kerajaan Majapahit. Meski lokasi pasti bangunan Keraton Majapahit di Trowulan masih belum bisa dipastikan keberadaannya.

Prof. Dr. Slamet Muljana dalam bukunya 'Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit' menggambarkan keindahan keraton Majapahit. Ia menuliskan, keraton Majapahit menghadap ke arah barat. Di muka benteng terdapat lapangan sangat luas dikelilingi parit berisi air.

Digambarkan pula beberapa bangunan kenegaraan, seperti balai agung tempat pertemuan dan balai manguntur atau pendapa agung tempat para pembantu utama menghadap Sang Prabu. Di tengah balai manguntur dilukiskan ada sebuah rumah kecil dengan takhta tempat duduk raja, balai witana.


Kisah Pertempuran Majapahit, Pasukan Gajah Diusir dengan Api
Keberadaan keraton Majapahit diduga di Desa Kedaton dan Desa Sentonorejo. Di Desa Kedaton mengingat kata Jawa kedaton juga berarti istana. Sekitar 200 meter ke barat dari kompleks candi Kedaton ditemukan umpak-umpak berukuran besar sebanyak dua puluh buah yang tersusun memanjang sejajar. Selain itu juga pernah ditemukan pasak batu.

“Pasak batu itu diduga tempat tambatan gajah kendaraan Sang Prabu. Menurut cerita lesan warga Trowulan, di daerah tersebut juga dipercayai tempat berkumpulnya para leluhur pada zaman Kerajaan Majapahit. Di lokasi itu sekarang dibangun Pendopo Agung oleh Komando Daerah Militer (Kodam) VIII Brawijaya,” ujar Dimas Cokro Pamungkas, budayawan Trowulan.

Temuan lain yang juga menguatkan adalah adanya situs Candi Kedaton. Candi tersebut terletak di wilayah administrasi Dukuh Kedaton. Ada beberapa bangunan di sana. Bangunan pertama berada di timur laut (depan pintu masuk) yang merupakan bagian kaki sebuah bangunan.

Di depan bangunan tersebut ada pula sebuah sumur kuno yang dikenal dengan Sumur Upas. Tidak ada yang berani membuka tutup sumur tersebut lantaran diduga mengeluarkan gas racun (upas).

Dilihat dari temuan bentuk struktur, diperkirakan candi Kedaton ini merupakan kompleks bangunan atau tempat tinggal. Artefak yang pernah ditemukan di sana antara lain fragmen tembikar atau gerabah, arca terakota, arca dari batu andesit, keramik asing, mata uang kepeng, emas, dan kerangka manusia.

Ada pendapat lain tentang letak keraton Majapahit, yaitu di kawasan Desa Sentonorejo. Nama Sentonorejo diduga perubahan dari kata Santanaraja yang artinya saudara raja.

"Berdasarkan kitab Negarakertagama, foto udara, dan ekskavasi ada yang berpendapat keraton letaknya di kawasan Sentonorejo,” ujar Dimas.

Hal itu diperkuat dengan temuan situs Sentonorejo. Situs tersebut ditemukan pada tahun 1982 setelah diadakan penelitian didapati peninggalan berupa lantai atau berbentuk ubin segi enam sekitar 1,8 meter di bawah permukaan tanah.

Lantai segi enam belum pernah ditemukan dalam penggalian sebelumnya, biasanya hanya kerakal dan batu bata segi empat. Susunan lantai kuno ini merupakan situs pemukiman, rumah pada masa Majapahit. Diduga lokasi itu adalah ruang dalam keraton.




© VIVA.co.id